Sabda Rasulullah S.A.W kepada Mu'adz, "Wahai Mu'adz, apabila di dalam amal perbuatanmu itu ada kekurangan :
· Jagalah lisanmu supaya tidak terjatuh di dalam ghibah terhadap saudaramu/muslimin.
· Bacalah Al-Qur'an
· tanggunglah dosamu sendiri untukmu dan jangan engkau tanggungkan dosamu kepada orang lain.
· Jangan engkau mensucikan dirimu dengan mencela orang lain.
· Jangan engkau tinggikan dirimu sendiri di atas mereka.
· Jangan engkau masukkan amal perbuatan dunia ke dalam amal perbuatan akhirat.
· Jangan engkau menyombongkan diri pada kedudukanmu supaya orang takut kepada perangaimu yang tidak baik.
· Jangan engkau membisikkan sesuatu sedang dekatmu ada orang lain.
· Jangan engkau merasa tinggi dan mulia daripada orang lain.
· Jangan engkau sakitkan hati orang dengan ucapan-ucapanmu.
Nescaya di akhirat nanti, kamu akan dirobek-robek oleh anjing neraka. Firman Allah S.W.T. yang bermaksud, "Demi (bintang-bintang) yang berpindah dari satu buruj kepada buruj yang lain."
Sabda Rasulullah S.A.W., "Dia adalah anjing-anjing di dalam neraka yang akan merobek-robek daging orang (menyakiti hati) dengan lisannya, dan anjing itupun merobek serta menggigit tulangnya."
Kata Mu'adz, " Ya Rasulullah, siapakah yang dapat bertahan terhadap keadaan seperti itu, dan siapa yang dapat terselamat daripadanya?"
Sabda Rasulullah S.A.W., "Sesungguhnya hal itu mudah lagi ringan bagi orang yang telah dimudahkan serta diringankan oleh Allah S.W.T."
Sabtu, 15 Desember 2012
KENIKMATAN SYUKUR
Manusia terlahir secara kodrat adalah memiliki nafsu. Nafsulah yang membawa manusia menuju jalan kebahagiaan sekaligus mampu menjerumuskan manusia kedalam lembah kenistaan.
Nafsu memiliki peranan dominan dalam mewarnai hidup dan kehidupan. Dalam hal kebahagiaan, tentulah nafsu tersebut bersifat malaikati (yang baik), akan tetapi jika yang muncul adalah selalu ketidakpuasan dan ketamakan dalam hidup, maka nafsu tersebut bersifat syaithoni (buruk).
Allah, sebagai Sang Kholiq (Pencipta) memberikan edukasi kepada kita (manusia) untuk selalu merasa cukup dan bahkan menerima apa yang telah dihaturkan kepada kita selaku makhluq-Nya. Dalam kata lain, kita harus mampu dan bahkan mau bersyukur atas segala nikmat yang kita terima. Baik nikmat yang enak kita rasakan, maupun nikmat yang tidak enak kita rasakan.
Nikmat yang enak diantaranya adalah segala sesuatu yang kita rasakan enjoy, berupa sehat, harta, bahagia dan sebagainya.
Nikmat yang tidak enak antara lain, seduh, sakit, galau dan sebagainya.
Nikmat enak, adalah wujud Rohman dan Rokhimnya Allah kepada kita, (mungkin) karena kita dekat dengan-Nya, sehingga Allah-pun dekat dengan kita. Ud-uni astajib lakum, berdo'alah kepada-Ku, pasti Aku (Allah) akan mengabulkan.
Nikmat tidak enak adalah wujud peringatan dan ujian kepada kita. Peringatan bagi yang jauh dengan-Nya, ujian bagi yang dekat dengan-Nya. Jika peringatan jelas kita harus segera kembali pada-Nya.
Jika ujian, maka kita harus sabar dan tentunya tetap syukur pada-Nya.
Syukur yang kita lakukan dalam segala hal, akan menumbuhkan sifat dan sikap hati tenang, tentram, nyaman, sejahtera, dan tentunya dalam lindungan dan hidayah-Nya. Amin
Semoga kita selalu menjadi manusia yang selalu bersyukur pada-Nya. Amin
Langganan:
Komentar (Atom)

