Sabtu, 15 Desember 2012

KENIKMATAN SYUKUR

Manusia terlahir secara kodrat adalah memiliki nafsu. Nafsulah yang membawa manusia menuju jalan kebahagiaan sekaligus mampu menjerumuskan manusia kedalam lembah kenistaan.
Nafsu memiliki peranan dominan dalam mewarnai hidup dan kehidupan. Dalam hal kebahagiaan, tentulah nafsu tersebut bersifat malaikati (yang baik), akan tetapi jika yang muncul adalah selalu ketidakpuasan dan ketamakan dalam hidup, maka nafsu tersebut bersifat syaithoni (buruk).
Allah, sebagai Sang Kholiq (Pencipta) memberikan edukasi kepada kita (manusia) untuk selalu merasa cukup dan bahkan menerima apa yang telah dihaturkan kepada kita selaku makhluq-Nya. Dalam kata lain, kita harus mampu dan bahkan mau bersyukur atas segala nikmat yang kita terima. Baik nikmat yang enak kita rasakan, maupun nikmat yang tidak enak kita rasakan.
Nikmat yang enak diantaranya adalah segala sesuatu yang kita rasakan enjoy, berupa sehat, harta, bahagia dan sebagainya.
Nikmat yang tidak enak antara lain, seduh, sakit, galau dan sebagainya.
Nikmat enak, adalah wujud Rohman dan Rokhimnya Allah kepada kita, (mungkin) karena kita dekat dengan-Nya, sehingga Allah-pun dekat dengan kita. Ud-uni astajib lakum, berdo'alah kepada-Ku, pasti Aku (Allah) akan mengabulkan.
Nikmat tidak enak adalah wujud peringatan dan ujian kepada kita. Peringatan bagi yang jauh dengan-Nya, ujian bagi yang dekat dengan-Nya. Jika peringatan jelas kita harus segera kembali pada-Nya.
Jika ujian, maka kita harus sabar dan tentunya tetap syukur pada-Nya.
Syukur yang kita lakukan dalam segala hal, akan menumbuhkan sifat dan sikap hati tenang, tentram, nyaman, sejahtera, dan tentunya dalam lindungan dan hidayah-Nya. Amin
Semoga kita selalu menjadi manusia yang selalu bersyukur pada-Nya. Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar